BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Thursday, August 20, 2009

Perempuan dan perlawanan

Judul : Perempuan Jogja
Pengarang : Achmad Munif
Penerbit : Navilla Yogyakarta
Tahun : 2001
Tebal : 301


Prempuan Jogja berkisah tentang tiga perempuan yang mencoba untuk melepaskan diri dari belenggu keluarga dan lingkungan. Keteguhan tiga perempuan dengan latar belakang yang berbeda berhasil di uraikan A. Munif dengan jelas dan terperinci, bagaimana tiga perempuan dari Jogja tersebut menyelesaikan masalah dengan caranya masing-masing.

Perlawanan Rumanti berbeda dengan dua perempuan lainnya. Rumanti seorang istri yang harus merelakan suaminya menikah lagi, meskipun pada awalnya perkawinan mwereka tanpa di dasari oleh rasa cinta. Rumanti menunjukkan perlawanandengan cara tidak melawan, dia hanya diam dan diam karena dia menyadari posisinya dari keluarga miskin dan telah diangkat derajatnya oleh suaminya yang merupakan seorang keturunan darah biru. Meskipun begitu Rumanti tetap yakin bahwa kebahagiaan dan keadilan akan tertuju padanya dengan sikap saling pengertian dalam perkawinan.

Yang namanya cinta tak ada kata paksaan dan harta seperti itulah yang di rasakan R.A. Indri Astuti yang berdarah biru keturunan ningrat. Cintanya pada seorang wartawan budaya yang jauh dari gelar ningrat harus ia perjuangkan dengan melawan sang kakak yang bersikeras menjodohkannya dengan seorang konglomerat. Indri Astuti percaya cinta tak membutuhkan harta atau tahta yang penting adalah ketulusan.

Terbelenggu dari kemiskinan, Iutlah kehidupan yng harus di jalani Popi, perempuan muda yang masih duduk di bangku SMA. Ibunya selingkuh dengan laki-laki kaya karena tak tahan denagn kemiskinan yang telah bertahun-tahun menjerat keluarganya dan popi pun juga harus merasakan jatuh kedalam lembah hitam apalagi setelah penindasan dan pelecehan yang di lakukan pacarnya, membuat popi berontak melawan segala permasalahan di hidupnya, sampai akhirnya ai berhasil di selamatkan dan di angkat anak oleh keluarga ningrat.

Begitulah A. Munif menbceritakan satu persatu tokoh dengan sangat jelas tanpa kehilangan alur cerita. Dengan bahasa yang mudah di pahami serta berbagai konflik yang tersaji membuat kita seaakan-akan ikut terbawa dalam cerita. Sayang nya ending dari novel ini terlalu cepat dan terkesan mudah di tebak layaknya sebuah sinetron yang episodenya akan temat. Tapi secara keseluruhan Novel ini patut di baca bagi perempuan-perempuan Indonesia dalam era modernisasi dunia seperti sekarang ini. Membaca novel ini kita juga akan di ajak menyusuri setiap sudut keindahan kota Jogjakarta.

0 comments: